ASPEK IKLIM DALAM DESAIN BANGUNAN DI KAWASAN KONSERVASI KOTA JAKARTA

Authors

  • Achsien Hidajat Jurusan Teknik Arsitektur, Institut Teknologi Bandung

:

https://doi.org/10.9744/dimensi.36.1.pp.%2075-80

Keywords:

Architectural style, colonialize periode, local climate, adaptive and compromise gain, designing wisdom

Abstract

Colonialism periode in Indonesia left many old buildings especially in North Jakarta which they were put into a conservation buildings`s area by gouverment of Jakarta at present time. The arrival of the colonialism brought architectural styles to the buildings that they build. Also the buildings styles that were influenced at past time in Europe. More than 3 centuries of colonialism in Nusantara left many buildings with many buildings`s conceptional and design which represent the time. Architectural designing with 4 seasons of Europe brings differences to architectural design with 2 seasons of Nusantara. Tropical area such as Jakarta which has wet-hot season gives sun-shine and rains along the year. It means high temperature and humidity at the same time will really influence the buildings. Concerns to local`s wise in designing the buildings at colonialsm periode, we could read the architecs`s conceptional to gain the adaptive and compromized design with local climate. Abstract in Bahasa Indonesia: Periode kolonialisasi di daerah Jakarta khususnya banyak meninggalkan jejak yang dapat dilihat pada beberapa gedung di kawasan Jakarta Utara, yang mana pada saat ini oleh pemerintah setempat dijadikan kawasan konservasi kota. Kedatangan kaum kolonial tersebut membawa serta pengaruh-pengaruh langgam arsitektur yang saat itu sedang berkembang di benua Eropa. Masa kolonialisasi lebih dari 3 abad selain meninggalkan banyak gedung di seantero Nusantara, meninggalkan juga jejak aneka konsep dan disain Langgam arsitektur dari Eropa yang berhawa dingin dengan 4 musim akan sangat berbeda dengan keadaan daerah berhawa panas dan lembab (tropis-lembab) seperti daerah Jakarta yang beriklim tropis-lembab. Daerah beriklim tropis-lembab- seperti pada umumnya di Nusantara- ditandai dengan melimpahnya cahaya matahari serta hujan sepanjang tahun. Hal ini berarti daerah tropis-lembab akan selalu mengalami suhu panas dibarengi kelembaban yang tinggi pula. Dikaitkan dengan kearifan dalam mendisain gedung, pada perjalanan kolonialisasi dengan rentang waktu 3 abad lebih tersebut bisa terbaca bagaimana usaha arsitek gedung-gedung pada masanya berusaha adaptif dan berkompromi dengan iklim setempat. Kata kunci: Langgam arsitektur, periode kolonialisasi, iklim setempat, usaha adaptif dan kompromistis, kearifan dalam mendisain.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2009-02-25

How to Cite

Hidajat, A. (2009). ASPEK IKLIM DALAM DESAIN BANGUNAN DI KAWASAN KONSERVASI KOTA JAKARTA. Dimensi: Journal of Architecture and Built Environment, 36(1), pp. 75-80. https://doi.org/10.9744/dimensi.36.1.pp. 75-80

Issue

Section

Articles